Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Buru-buru Ekspor Jelang Berakhirnya Masa Jeda Tarif Trump

Makin dekatnya masa jeda penerapan Tarif Trump membuat pengusaha buru-buru mengirimkan barang. Khawatir barang ekspor tertahan karena mahalnya tarif.
Kapal tunda milik Pelindo Jasa Maritim (SPJM) memandu kapal kargo keluar dan masuk dermaga terminal peti kemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/7/2024)/Paulus Tandi Bone
Kapal tunda milik Pelindo Jasa Maritim (SPJM) memandu kapal kargo keluar dan masuk dermaga terminal peti kemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/7/2024)/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut kinerja ekspor yang naik 9,68% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi US$24,61 miliar pada Mei 2025, disebabkan oleh makin dekatanya masa jeda tarif 90 hari dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Eksportir mempercepat pengiriman barang untuk menghindari sanksi Tarif Trump.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kenaikan kinerja ekspor didorong oleh ekspor nonmigas Mei 2025 yang mencapai US$23,50 miliar, atau naik 11,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani mengatakan kinerja ekspor ditopang oleh indikasi front-loading yang dilakukan oleh pelaku usaha, terutama untuk pasar AS.

“Menjelang berakhirnya masa jeda tarif 90 hari dari AS sebagai bagian dari kebijakan perdagangan Presiden Trump, eksportir mempercepat pengiriman untuk menghindari potensi bea masuk baru,” kata Shinta kepada Bisnis, Selasa (1/7/2025).

Menurut Shinta, hal ini telah terlihat sebelumnya dari peningkatan ekspor ke AS pada kuartal I/2025 sebesar 16,25% yoy. Di samping itu, AS juga merupakan mitra dagang utama dengan surplus sebesar US$7,08 miliar

Di samping itu, jika menengok dari tekanan geopolitik, Shinta menilai ekspektasi terhadap membaiknya iklim perdagangan global, terutama antara AS dan China ikut menciptakan ruang bagi ekspansi ekspor negara berkembang seperti Indonesia.

Menurutnya, kesepakatan ini membantu menenangkan pasar, mengurangi ketidakpastian tarif, dan membuka kembali jalur distribusi logistik dan permintaan dari sektor manufaktur global.

Adapun dari sisi domestik, sambung Shinta, penguatan ekspor juga didorong oleh faktor musiman. “Pascaperiode lebaran, operasional sektor riil dan industri biasanya mulai pulih kembali setelah jeda produksi,” jelasnya.

Kendati demikian, Apindo menyebut ketergantungan pada harga komoditas dan dinamika kebijakan dagang global tetap menjadikan kinerja ekspor Indonesia rentan terhadap tekanan eksternal.

“Jika tarif baru benar-benar diberlakukan oleh AS, atau jika harga komoditas global melemah, ekspor bisa kembali melambat,” ujarnya.

Menengok data BPS, sepanjang Januari–Mei 2025, ekspor Indonesia mencapai US$111,98 miliar atau naik 6,98% dibanding periode yang sama 2024. Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$106,06 miliar juga naik 8,22%.

Adapun, komoditas yang mengalami peningkatan ekspor nonmigas terbesar sepanjang Januari–Mei 2025 utamanya didorong dari lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$3,12 miliar atau naik 33,09%. Sementara itu, penurunan terbesar adalah bahan bakar mineral sebesar sebesar US$3,06 juta atau turun 18,88%.

Data juga menunjukkan, ekspor nonmigas Januari–Mei 2025 terbesar adalah ke China senilai US$24,25 miliar, disusul Amerika Serikat US$12,11 miliar, dan India US$7,28 miliar. Adapun, kontribusi ketiganya mencapai 41,16%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper